Bisa dibilang ini sebuah kisah tak berarti bagi para pembaca, akan tetapi bagi salah satu pembaca yang peka terhadap kisah yang akan ku untai ini, pernah merasakan derap-derap rasa yang tersimpan rapat dalam hati ...
next=>
Dear...
Rasa yang mungkin wajar dirasakan oleh setiap remaja, sejak lama telah menerpa benteng imanku. dulu memang aku mengharapkannya, tetapi itu ketika aku masih kecil. sekarang meskipun 11 hari lagi usiaku baru genap 17 tahun (11 November 2011) aku berpikir bahwa aku sudah cukup dewasa untuk menyesali apa yang telah kuharapkan. awalnya saat virus itu datang aku merasa bahwa hidup ini hanya untuknya, tetapi setelah aku tersadar, bahwa hanya karenanya hidup ini menderita. dalam ibadahku pada Allah selalu terbayang wajahnya, lisan yang biasanya kugunakan untuk melantunkan asma Allah, kini sering menyebut namanya. setiap malam dirinya hadir dalam mimpi-mimpiku. bagiku namanya begitu indah, perangainya begitu mempesona, kaum hawa mana yang tidak terpikat oleh makhluk Allah ini. namun, itu hanya dulu, sebelum aku merasakan sakit yang manyayat kalbu, cinta yang kuharapkan pupus sudah, setelah aku mengetahui bahwa tak ada ruang sedikitpun dalam hatinya untukku. baginya aku hanyalah kelewang yang menghadang langkah hidupnya. sedikit demi sedikit harapan dan asaku rapuh. tubuh, jiwa dan raga ini sudah tak mampu menopang beratnya beban yang kutanggung. kini ku hanya mampu berdoa pada-Mu
Ya Robb...
sang penggenggam kalbu, jika cinta yang kau anugerahkan kepadaku mendekati kasih-Mu, maka tambahkan rasa cinta ini. jangan pupus dan sirna termakan kejamnya waktu. Namun... jika cinta ini makin menjauhikudari rahmat-Mu, hilangkan dan musnahkan sampai aku tak mengingat jikalau aku pernah jatuh cinta., jikalau aku pernah bersujud dihadapan-Mu untuk meminta dirinya menjadi milikku.
sekian,
bagi salah satu pembaca yang merasa diary ini kutujukan padamu...
0 komentar:
Posting Komentar
next more...